UNBELIEVABLE!
Itu kata yang terungkap dengan jelas di hatiku saat itu. Kau memintaku untuk menemanimu seumur hidupmu. Terima Kasih!
Aku teringat kala itu di suatu malam, aku bercengkerama dengan dua orang anak kos yang telah kuanggap sebagai kakak sendiri. Kami berdiskusi sebagaimana yang selalu kami lakukan di saat kami sedang senggang dari kesibukan masing-masing. Sore itu kami membahas tentang perkawinan. Usia kedua orang itu telah memasuki 25 tahun, sementara aku masih 22 tahun. Ketika tengah berbincang-bincang, mereka tiba-tiba menanyakan kepadaku usia berapa aku merencanakan akan menikah. Aku menjawab 28 tahun maksimal! Entah mengapa aku menjawab seperti itu, tapi di pikiranku, 28 adalah usia yang pas untuk berumah tangga, tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lama.
Enam tahun kemudian..
Kau menanyakan satu hal kepadaku, apakah aku mau menikah. Saat itu usiaku 27 tahun. “Luar biasa”, pikirku saat itu. Aku terkenang kembali saat kami bercengkerama di kos sederhana di Bandung saat itu. Tuhan itu baik, baik sekali. Ternyata yang menurut aku itu sebuah candaan, dibuatNya menjadi kenyataan. Aku mengatakan iya untuk menemanimu di sepanjang umurmu. Sejak kita memutuskan hal itu, kita bergerak bersama mempersiapkan segalanya. Kita hanya memliki waktu 6 bulan untuk mempersiapkan segalanya, ah mungkin juga tidak sampai. Tawa, tangis, marah, senang semuanya kita lewati. Tapi, hujan tidak selamanya petaka. Akan ada yang tumbuh subur sesudah segalanya layu.
13 Mei 2017! That’s the biggest happiest day ever in our life!
Di depan pendeta dan para jemaat kita mengikrarkan seiya sekata sehidup semati. Aku bahagia menjadi pendampingmu seumur hidupku. Kuharap kau juga begitu.
Yang menambah kebahagiaanku saat itu adalah banyak sekali orang yang datang. Banyak sekali, sungguh di luar prediksiku. Sahabat-sahabatku pun datang untuk merasakan kebahagiaanku. Ah! Bahagia sekali rasanya hari itu. Banyak orang yang datang, banyak keluarga yang membantu, dukungan orang tua yang luar biasa, semuanya serasa mustahil bagiku. Tuhan memang memberikan segala sesuatunya di luar prediksi anak-anakNya. Bagaimana aku tidak semakin jatuh cinta kepadaNya?
Ketika kurasakan jatuh cinta kepada Maha Pencipta, aku juga semakin jatuh cinta kepadamu. Kuharap sampai memutih menua bersamamu, kan kutuai kebahagiaan yang lebih lagi. Memang tidak ada laut yang selalu tenang. pasti ada gelombang besar dan kecil silih berganti. Akan tetapi, nakhoda yang baik akan mampu mengendalikannya. Terima Kasih telah mempercayaiku. I love you.