DUA PULUH TIGA.
Itulah hitungan bulan yang sudah dilewati Aurel di pekerjaannya. Belum bangunnya matahari sampai dengan rembulan menyambut, up and down arus kerja, panas terik matahari sampai dingin menusuknya hujan di lapangan sudah dialaminya. Pahit manisnya rekan kerja dan lingkungan sosialnya pun memberikan pelajaran tersendiri untuknya.
Jangan tanyakan kenikmatan yang dirasakan Aurel dalam bekerja. Pasti cewek periang itu akan menjawab “YA”. Dia begitu jatuh cinta kepada Direktur perusahaannya. Dia menganggap beliau adalah sosok Bapak yang tak pernah lelah mengajarkannya hal-hal baru dan menasihati serta memotivasinya ketika semangat kerjanya meredup. Ya benar. Terkadang rasa bosan menghampirinya ketika bekerja. Kenapa tidak? Karena apa yang dilakukannya saat ini tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Namun, yang membuatnya bertahan hanyalah ilmu baru yang selalu diberikan oleh Sang Direktur kepadanya. Dia sudah merasa nyaman bekerja ketika berada di bawah pemimpin yang mengayomi dan pemimpin yang adil. Maklum, ini adalah pekerjaan pertamanya.
Beberapa waktu belakangan ini, ada yang mengusik hatinya dan membuatnya merasa tidak nyaman untuk bekerja di perusahaan itu lagi. Banyak kejanggalan dan kesemena-menaan yang terjadi akibat sebuah jabatan dan harga diri. Dia sudah tidak dapat kembali mengambil ilmu dengan tenang di tempat itu. Dan perasaan itu semakin terlihat ketika Aurel mengetahui bahwa Direktur pujaannya akan pensiun. Habislah sudah harapannya. Dia tidak akan bisa berkembang lebih lagi ketika hanya orang-orang yang membawa kepentingannya masing-masing yang akan menduduki perusahaan itu. Aurel saat itu di bawah tekanan dan berusaha untuk tenang.
Tibalah pada satu titik Aurel menyadari keberadaannya. Dia menyadari bahwa dirinya masih muda dan punya kemampuan yang tumbuh di zaman sekarang. Seperti layaknya anak muda yang lain yang masih memiliki semangat yang menggebu-gebu, Aurel suka mencoba hal-hal baru apakah untuk mencari jati diri maupun untuk sekedar mencari kesenangan. Tapi bagi Aurel, percobaan akan hal baru kali ini adalah untuk mencari jati diri lewat pekerjaannya nanti. Tanpa mengganggu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, Cewek kecil nan lincah itu mulai lihai meng-klik mouse komputernya dan keypad telepon genggamnya untuk mencari lowongan pekerjaan baru. Setiap ada lowongan yang baik dan memungkinkan sesuai keahliannya, dia langsung mendaftar. Waktu terus berputar dan kehidupan pekerjaannya semakin gelap di matanya. Dia terus mengikuti tes ketika ada perusahaan memintanya. Terkadang dia izin dari perusahaan tempat dia bekerja dengan sejuta alasan agar bisa mengikuti tes-tes tersebut.
Kehidupan seseorang tidak pernah ada yang tahu, dia bakal susah atau sukses. Karena semua itu sudah ditakdirkan oleh Sang Pencipta. Tibalah saatnya, 03 Januari 2016 saat semua orang masih merasakan euforia tahun yang baru, saat itu juga Aurel mendapat kabar bahwa dia diterima di salah satu perusahaan pemerintah. Alangkah senangnya dia saat itu. Namun, ada yang membuatnya resah karena perusahaan tersebut memintanya untuk datang keesokan harinya pukul 08.00 untuk menadatangani kontrak dan penyerahan ijazah. Sementara waktu sudah pukul 08.00 malam. Tidak ada lagi kendaraan yang dapat menghantarnya lagi karena waktu yang ditempuh untuk dapat tiba di kota tempat perusahaan yang menerimanya itu adalah 12 jam. Aurel memberitahu berita itu kepada keluarganya bahkan keluarga besarnya yang sedang berkumpul di rumahnya saat itu. Setelah berkumpul dan berdiskusi, akhirnya Aurel memutuskan untuk menghubungi PIC perusahaan tersebut meminta untuk diberi kelonggaran waktu karena jarak tempuh yang harus dilaluinya agar tiba di tempat itu dan PIC tersebut memberikan informasi mengizinkannya untuk dapat menyusul. Satu permasalahan telah dilewatinya dan diselesaikannya. Dia mengakhiri hari itu dengan berdoa agar diberi kekuatan untuk menyelesaikan permasalahan selanjutnya.
Permasalahan kedua dan tahap yang paling berat dilakukannya adalah memberikan surat pengunduran diri kepada Direktur idolanya dan berpamitan. For your information, Aurel belum mengetik surat tersebut sama sekali karena dia bingung bagaimana menuliskannya agar tidak menyinggung perasaan siapapun di kantornya (Aurel menyadari posisinya di kantor merupakan salah satu posisi penting). Bermain dengan waktu yang selalu berlari, Aurel harus menyelesaikan surat pengunduran dirinya karena dia harus berangkat sore hari agar tiba di perusahaan penerima keesokan harinya. Pukul 03.00 sore dia mengetuk pintu Sang Direktur dan dengan sedikit gugup dia memulai percakapan. Dia sepenuhnya tidak konsentrasi selama di ruangan itu karena ketakutan yang melandanya. Dia tidak merekam semua perbincangan dengan Direktur itu. Yang terkam kuat di ingatannya adalah
“Sekalipun kamu sudah pergi dari perusahaan ini, kamu sudah meninggalkan jejak dan itu sangan berarti untuk perusahaan. Banyak ilmu yang kamu dapat dari sini sekalipun Saya tidak selalu berbuat baik kepada kamu. Terima Kasih. Apapun yang kamu lakukan disana, jangan mengejar untuk menjadi pemimpin. Akan tetapi, jadilah orang kaya yang sukses”
Saat itu, hati Aurel begitu haru. Ingin sekali rasanya memeluk Sang Direktur sebagai ungkapan terima kasih yang tidak terkatakan. Namun apa daya saat itu dia berada di kantor. Akan tetapi, di luar prediksinya, Sang Direktur menawarkan apakah Aurel ingin memeluknya untuk berpisah atau tidak dan Aurel mangatakan YA. Dengan langkah ringan, dia meninggalkan ruangan Sang Direktur dan berpamitan kepada semua manajer serta rekan lainnya karena hari itu hari terakhirnya bekerja. Banyak yang terkejut akan keputusannya karena tidak seorang pun yang mengetahui dia melamar pekerjaan lainnya. Dengan tersenyum, Aurel meninggalkan perusahaan itu dan mulai mempersiapkan diri bekerja di perusahaan baru.
Pukul 07.00 malam, bus yang ditumpanginya meninggalkan kota tempat dia dibesarkan, tempat orang tua yang dikasihinya tinggal. Dengan peluk cium dan lambaian tangan orang tuanya, cewek lincah dan periang tersebut beranjak pergi.
Setibanya di kota yang baru, kekasih Aurel telah menunggunya. Selain orang tua dan adik-adiknya, kekasih Aurellah orang yang mengetahui bagaimana perjuangannya dalam mengikuti tes. Kekasihnya yang dengan setia mengantar jemput setiap saat ketika tes akan dilakukan dan sampai akhirnya diumumkan lulus pun dialah orang yang tidak ketinggalan untuk diberitahukannya. Di perusahaan yang baru, Aurel langsung memasuki ruangan dan disana telah menunggu rekan-rekannya yang lain yang nasibnya sama dengan dia yang akan memulai debut karirnya di perusahaan tersebut. Singkat cerita, kontrak telah ditandatangani dan Aurel akan langsung bekerja di perusahaan tersebut. Dalam hati Aurel berkata “tidak salah saat ini Aku patut bangga jika pernah merasakan hidup yang susah, semua serba pas-pasan dan semua serba terbatas agar Aku tahu bagaimana melalui ini semua. GOODBYE YESTERDAY, HELLO TOMORROW”
Perjuangan baru dimulai. 07 Januari 2016, Aurel mulai bekerja sebagai karyawan baru di tempat itu.